Grandpas Cellar Hasto Ceritakan Peran Bung Karno Bela Palestina di Hari Santri Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengenang semangat juang Presiden Soekarno dalam memperingati Hari Santri Nasional 2025. Dalam acara di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Hasto menyebut Bung Karno akan bersikap tegas terhadap penjajahan, termasuk tragedi kemanusiaan di Gaza.
Hasto meyakini, jika Soekarno masih hidup, tragedi Gaza tidak akan terjadi. Ia menjelaskan, semangat anti-imperialisme dan dukungan terhadap bangsa-bangsa tertindas menjadi bagian penting dari perjuangan Bung Karno.
“Dengan spirit Resolusi Jihad dan dukungan negara Asia-Afrika, peristiwa seperti Gaza tidak akan pernah terjadi,” ujar Hasto.
Hasto juga menuturkan bahwa Soekarno aktif mendukung kemerdekaan bangsa-bangsa Islam di Afrika Utara. Bahkan, ia membantu perjuangan Aljazair dengan mengirim senjata yang awalnya disiapkan untuk operasi Irian Barat.
Menurut Hasto, isu Palestina telah menjadi perhatian utama Soekarno sejak Konferensi Asia Afrika di Bandung. Bung Karno menilai Israel sebagai simbol baru imperialisme Barat.
“Beliau melihat pembebasan Palestina sebagai bagian dari perjuangan global melawan penjajahan,” kata Hasto.
Hasto Ceritakan Peran Bung Karno Bela Palestina di Hari Santri Soekarno dan John F. Kennedy
Hasto juga mengungkapkan kisah Soekarno yang pernah membujuk Presiden AS John F. Kennedy agar Indonesia bisa mengembangkan nuklir.
“Soekarno membujuk Kennedy bahwa kita hanya bisa membebaskan Palestina kalau kita punya nuklir,” ucap Hasto.
Kennedy sempat memberikan reaktor nuklir TRIGA Mark II yang kini ada di Bandung. Namun, setelah Kennedy terbunuh, rencana itu gagal dilanjutkan, dan ilmuwan Indonesia dikirim ke Tiongkok.
Bung Karno pernah merancang bom atom Indonesia dan menyampaikan rencana itu dalam Muktamar Muhammadiyah di Bandung pada 24 Juli 1965.
“Insya Allah, dalam waktu dekat kita akan berhasil membuat bom atom sendiri untuk membebaskan Palestina,” demikian semangat yang dikutip Hasto.
Ia menambahkan, api perjuangan Bung Karno kini diteruskan Megawati Soekarnoputri. Salah satunya melalui sikap tegas menolak keikutsertaan tim Israel dalam ajang sepak bola internasional.
“Komitmen kita terhadap Palestina adalah kontrak politik historis sejak zaman Bung Karno,” ujar Hasto.
Hasto menegaskan, PDIP memandang keberpihakan terhadap Palestina sebagai bentuk perjuangan kemanusiaan universal.
“Siapapun yang mengorbankan kemanusiaan dan keadilan, wajib kita bela,” tutupnya.




Leave a Reply